inicirebon – Tom Lembong Menantang Adu Data, Co-Captain Timnas Anies-Cak Imin (AMIN), tak tinggal diam menghadapi serangkaian kritik dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Dalam responsnya, Tom Lembong menegaskan kesiapannya untuk memaparkan data yang mendukung setiap pernyataannya.
Tom Lembong Menantang Adu Data
Luhut menepis klaim Tom Lembong mengenai penggunaan baterai listrik berbasis lithium ferro phosphate (LFP) di mobil-mobil China. Di sisi lain, Bahlil menyebut Tom Lembong berhalusinasi tinggi terkait kritiknya terhadap proyek Indonesia Knowledgeable Network (IKN).
Tom Lembong, dengan tegas, menyatakan kesiapannya untuk adu data, melihat hal ini sebagai kesempatan positif bagi publik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. “Kita adu data, kita adu analisa, dan nanti biar masyarakat yang bisa menilai,” ujar Tom Lembong.
Baca Juga :
Kian Mulus Jalan Anis Baswedan dalam Mengusung Perubahan, Dukungan Penuh dari Bang Haji Rhoma Irama
Tanggapan Terhadap Kritik Luhut
Luhut merespon kritik Tom Lembong terkait produksi Tesla di China yang di sebutnya tidak menggunakan nikel sebagai bahan baku untuk kendaraan listrik. Luhut membantah klaim ini, menyatakan bahwa Tesla masih menggunakan nikel untuk baterai kendaraan listriknya, bukan 100 persen LFP seperti yang di klaim Tom Lembong.
Mengenai pernyataan Tom Lembong tentang penurunan harga nikel, Luhut mengingatkan tren harga nikel selama 10 tahun terakhir. Ia mencatat bahwa harga nikel dunia dalam periode tersebut berada dalam kisaran USD 15.000, bahkan pada saat Indonesia mencanangkan hilirisasi harga nikel (2014-2019), harganya hanya sekitar USD 12.000.
Luhut menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Tom Lembong, menyebutnya “advice bohong calon pemimpin.”
Baca Juga Informasi Lengkap lainnya hanya di IniCirebon
Bahlil Lahadalia Menanggapi Kritik
Bahlil Lahadalia, penerus Tom Lembong di BKPM, ikut memberikan tanggapan. Menyatakan bahwa Tom Lembong berhalusinasi tinggi terkait kritiknya terhadap IKN, Bahlil menegaskan bahwa total rancangan investasi di IKN mencapai Rp 500 triliun. Namun, Bahlil menjelaskan bahwa investasi sebesar itu tidak akan langsung di guyur ke IKN, membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk merealisasikan semuanya.
Bahlil juga menantang untuk memeriksa progres pembangunan IKN saat ini sebagai jawaban terhadap kritik mengenai realisasi investasi.
Comments 4