Iniciebon.com -Strategi Terbaru Pemkot Cirebon dalam Penanganan Kemiskinan Ekstrim. Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon telah melakukan berbagai upaya nyata dalam penanganan beberapa indikator makro, termasuk penanganan inflasi, stunting, pengangguran, dan kemiskinan ekstrim, serta upaya peningkatan layanan publik. Hal ini disampaikan oleh Pj Wali Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si, dalam rapat pendampingan capaian indikator makro yang digelar di Ruang Rapat Prabayaksa Balai Kota Cirebon, Rabu (24/7/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala BKD Provinsi Jawa Barat, H. Sumasna, S.T., M.U.M., Pj Sekda Kota Cirebon, M. Arif Kurniawan, S.T., para kepala perangkat daerah, serta lainnya.
Dalam rapat tersebut, Pj Wali Kota menyampaikan bahwa kemiskinan, pengangguran, stunting, ketahanan pangan, serta inflasi masih menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Daerah, khususnya Pemkot Cirebon. “Penanganan permasalahan ini membutuhkan SDM yang kompeten dan profesional di berbagai sektor,” ucapnya.
Menurut Pj Wali Kota, Kota Cirebon kini telah melakukan upaya nyata dalam penanganan pada 10 indikator utama, di antaranya penanganan inflasi, stunting, pengangguran, kemiskinan ekstrim, penyehatan BUMD, peningkatan layanan publik, perizinan dan kesehatan, optimalisasi penyerapan anggaran, serta pelaksanaan beberapa program unggulan.
Baca Juga: Pemkab Cirebon berhasil meraih penganugerahan detikJabar Awards 2024
Sistem Merit untuk SDM Kompeten dan Profesional
Salah satu program unggulan yang diterapkan untuk Strategi Terbaru Pemkot Cirebon dalam Penanganan Kemiskinan Ekstrim dengan adanya sistem merit, yang merupakan upaya dan solusi untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan profesional. Sistem merit ini menekankan objektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses rekrutmen, pengembangan, dan promosi pegawai. “Kami yakin bahwa dengan penerapan sistem merit secara konsisten dan berkelanjutan, kita dapat menghasilkan SDM yang kompeten dan profesional yang mampu berkontribusi secara signifikan dalam upaya penanganan kemiskinan, pengangguran, stunting, ketahanan pangan, dan inflasi,” jelasnya.
Kolaborasi untuk Capaian Indikator yang Maksimal
Pj Wali Kota juga mengimbau seluruh perangkat daerah untuk berkolaborasi guna mewujudkan capaian indikator yang maksimal. Menurutnya, ada beberapa indikator yang sudah baik dan harus dipertahankan, sementara yang belum baik perlu ditingkatkan. “Jadi, tidak hanya maksimal, tapi capaian indikator diharapkan juga dapat mendukung akselerasi Jawa Barat menjadi yang termaju,” imbaunya.
Baca Juga:Masyarakat Kota Cirebon Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Hidrometeorologi
Apresiasi dari Kepala BKD Provinsi Jawa Barat
Sementara itu, H. Sumasna, S.T., M.U.M., selaku Kepala BKD Provinsi Jawa Barat, mengapresiasi capaian indikator Kota Cirebon dalam penurunan angka prevalensi stunting. Berdasarkan pencatatan rutin di posyandu, yang dapat ditracking berdasarkan nama dan alamat di Kota Cirebon, prevalensi stunting terus menurun sejak tahun 2021 sebesar 13,04%, tahun 2022 sebesar 12,8%, dan tahun 2023 sebesar 11,66%. “Keren, angkanya mengalahkan persentase kasus stunting di Jawa Barat pada 2021 dan 2022. Pola yang dilakukan di tahun tersebut bisa dipelajari lagi agar target prevalensi stunting 14 persen pada 2024 tercapai. Kita harus optimis,” tutupnya.
Penutup
Dengan berbagai upaya dan kolaborasi, Kota Cirebon terus berusaha mencapai target dalam penanganan berbagai masalah sosial dan ekonomi. Penerapan sistem merit dan peningkatan SDM yang kompeten menjadi salah satu kunci sukses dalam mencapai capaian indikator yang diharapkan. Upaya yang dilakukan Pemkot Cirebon diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi Kota Cirebon, tetapi juga berkontribusi pada akselerasi pembangunan Jawa Barat secara keseluruhan.
Comments 2