Inicirebon.com – Keluarga besar Syntax Corporation Indonesia secara rutin setiap tahunnya meperingati hari besar Islam yaitu Peringatan Isra’ Mi’raj. Pada kesempatan kali ini peringatan Isra’ Mi’raj 1445 H yang jatuh pada hari Kamis (08/02) di lakukan secara live dengan menghadirkan seluruh jajaran pimpinan mulai dari Dewan Komisaris, Dewan Pengawas dan Dewan Direksi.
Peringatan ini bukan hanya sekadar rutinitas namun juga sebagai momen untuk melakukan refleksi diri atas kepercayaan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Jika kita membaca literatur berkaitan dengan Isra Mi’raj maka hal yang menjadi poin utama untuk diperhatikan adalah persoalan ujian keimanan.
Tema yang di usung tentunya tidak lepas dari kaitan peristiwa Isra’ Mi’raj dengan kehidupan dalam dunia kerja, yakni “Dari Sains Modern, Teknologi Hingga Shalat”. Narasumber berkesempatan membahas bagaimana metode berpikir di lihat dari 2 dimensi mulai dari scientific dan filosofis untuk melihat dan mengimani peristiwa Isra’ Mi’raj.
Mengutip dari materi yang di sampaikan oleh Dewan Pengawas Mas Dedy Setiawan, SE.,ME, setidaknya banyak kejadian dan peristiwa pada perjalanan isra mi’raj yang di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak bisa di pandang dengan nalar, mulai dari perjalanan 1 malam menuju lapisan langit ke tujuh.
Banyak peneliti yang telah di meneliti, kejadian ini di bandingkan dengan kendaraan maupun teknologi canggih. Namun peristiwa ini dipandang tidak masuk pada nalar, oleh karena itu iman kita di uji.
Baca Juga :
Lowongan Kerja Driver di Syntax Corporation Indonesia
Sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra’ Mi’raj yang di mulai dengan tasbih, juga peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air Zamzam di tambah dengan wudlu. Di pandang dari sebuah Sains dan Teknologi, peristiwa ini menggambarkan bahwa hal pertama yang harus di lakukan adalah mengimani kebesaran Allah SWT.
Perjalanan tersebut adalah domain keimanan, sehingga yang terpenting adalah meneladani sikap Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA tentang Isra’ & Mi’raj. Saat di tanya percaya atau tidak, beliau menjawab “lebih dari itu pun aku percaya”.
Peristiwa Mi’raj memang di luar batas imajinasi kita, yang penting sekarang adalah oleh-oleh dari peristiwa tersebut, bahwa kita diajari Mi’raj secara individu melalui shalat.