IniCirebon.com- Indonesia sebentar lagi akan memiliki pabrik atau fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga single line terbesar di Dunia yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik. Diperkirakan pabrik tembaga ini akan beroperasi pada Mei tahun 2024 ini.
Sebagaimana kita ketahui, pabrik tembaga terbesar di Indonesia ini dimiliki oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Pada Desember 2023 kemarin, progres pembangunan smelter tembaga itu sudah mencapai 92,6%.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan hingga Desember 2023 perusahaan berhasil melampaui target yang telah diteraptkan sebelumnya, yakni sebesar 90%.
Sampai akhir bulan Desember tahun 2023 Puji Tuhan, Alhamdulillah kita telah mencapai sesuai dengan target dalam S-Curve dengan pemerintah yaitu 92,6%, targetnya itu 90%, kita mencapai 92,6%, jadi melebihi dari target yang di tetapkan” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Outlook 2024, dikutip pada hari Selasa (5/2/2024).
Selanjutnya, menurutnya perusahaan menargetkan konstruksi proyek smelter yang digadang-gadang sebagai smelter single line terbesar di dunia itu bisa rampung 100% pada Mei tahun 2024 mendatang.
Pada bulan Mei tahun ini rencananya bisa mencapai 100% completion. Four months to go, jadi kita sedang berusaha sekeras mungkin untuk bisa mencapai target 100%,” tambahnya.
Kemudian, dibutuhkan waktu 6-10 minggu untuk smelter tembaga tersebut bisa mulai beroperasi. Pasalnya, ini dilakukan untuk menguji agar semua mesin dan peralatannya bisa berfungsi dengan baik.
“Mulai melakukan start up engine on, ignition on, saat itu kira-kira perlu waktu antara 6-10 minggu memastikan seluruh smelter furnished-nya, semua oxygen plant-nya berfungsi dengan baik,” imbuhnya.
Pada Agustus tahun 2024, konsentrat tembaga baru akan mulai diproses di smelter tersebut.
“Kemudian, bagian elektronnya bisa berfungsi dengan baik dan berjalan lancar, baru kita mulai dan masukkan konsentrat tembaganya dan baru mulai produksinya tembaga di bulan Agustus tahun 2024,” katanya.
Dengan begitu, Tony mengungkapkan perusahaan menargetkan produksi dengan kapasitas penuh bisa berjalan pada bulan Desember tahun 2024.
Kapasitas 1,7 juta ton per tahun
Smelter yang disebut sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini mampu mengolah konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahunnya untuk menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.
Selain itu juga, smelter bisa memproduksi emas hingga 50 ton per tahun dan 150-200 ton perak per tahun.
Baca juga : Perbandingan Harga BBM Terbaru di Sumatera, Jawa, dan Bali per 1 Februari 2024
Smelter ini nantinya akan menghasilkan produk sampingan yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahunnya.
Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahunnya.
Serapan tenaga kerja di smelter anyar tersebut sebanyak 150 ribu pekerja, yang mana sebanyak 98% merupakan tenaga kerja Indonesia, di antaranya pekerja lokal sebesar 50%.